Lompat ke isi utama

Berita

Gelar Rapat Pimpinan dan Jajaran Sekretariat Bawaslu Kota Pekalongan Bahas Persiapan Pelantikan Anggota Saka Adhyasta Pemilu, Usung Konsep Napak Tilas Sejarah

Ketua dan Anggota Bawaslu Kota Pekalongan bersama Koordinator Sekretariat dan jajaran sekretariat pada kegiatan Gelar Rapat Pimpinan dan Jajaran Sekretariat

Ketua dan Anggota Bawaslu Kota Pekalongan bersama Koordinator Sekretariat dan jajaran sekretariat pada kegiatan Gelar Rapat Pimpinan dan Jajaran Sekretariat bahas pelantikan Anggota Saka Adhyasta Pemilu

Pekalongan - Rabu, 23 Juli 2025 — Bawaslu Kota Pekalongan menggelar rapat pimpinan bersama seluruh jajaran staf untuk membahas persiapan pelantikan Anggota Saka Adhyasta Pemilu. Rapat dilaksanakan di Kantor Bawaslu Kota Pekalongan sebagai bagian dari langkah strategis dalam menyusun agenda pelantikan yang tidak hanya bersifat seremonial, tetapi juga edukatif dan bermuatan nilai kebangsaan.

Ketua Bawaslu Kota Pekalongan memberikan arahan pada kegiatan Gelar Rapat Pimpinan dan Jajaran Sekretariat
Ketua Bawaslu Kota Pekalongan memberikan arahan pada kegiatan Gelar Rapat Pimpinan dan Jajaran Sekretariat

Ketua Bawaslu Kota Pekalongan, Miftahuddin, S.Pd, memimpin langsung jalannya rapat yang juga dihadiri Koordinator Divisi serta staf teknis yang terlibat dalam kepanitiaan. Dalam rapat tersebut, diputuskan bahwa kegiatan pelantikan akan dikemas dalam bentuk napak tilas sejarah perjuangan Kota Pekalongan, sebagai bentuk penguatan karakter anggota baru Saka Adhyasta Pemilu.

Napak tilas tersebut akan melibatkan para peserta dalam perjalanan menyusuri empat titik sejarah penting di Kota Pekalongan. Lokasi pertama adalah Menara Komunikasi Stasiun Pekalongan, yang dikenal sebagai tempat bersejarah pengibaran Bendera Merah Putih pada 18 Agustus 1945, sehari setelah proklamasi kemerdekaan. Lokasi ini dipilih untuk membangkitkan semangat nasionalisme dan mengenalkan peran Pekalongan dalam sejarah perjuangan bangsa.

Lokasi kedua yang akan dikunjungi adalah Stadion Hoegeng, di mana berdiri Patung Jenderal Hoegeng, sosok nasional asal Pekalongan yang dikenal karena integritas dan keteladanannya. Di kawasan yang sama juga terdapat Tugu Perjuangan, lengkap dengan satu unit Tank AMX-13 dan dua meriam Howitzer M101, sebagai simbol keberanian rakyat dalam mempertahankan kemerdekaan.

Perjalanan napak tilas akan berlanjut ke Kawasan Budaya Jetayu, yang dikenal sebagai pusat warisan sejarah, seni, dan budaya di Kota Pekalongan. Di kawasan ini, peserta akan diajak mengenal lebih dekat identitas lokal sebagai unsur penting dalam membangun demokrasi yang berkeadaban.

Sebagai penutup, kegiatan akan difinalisasi di Monumen Juang 3 Oktober 1945, yang menjadi simbol perlawanan rakyat Pekalongan terhadap tentara Sekutu. Di lokasi inilah prosesi pelantikan anggota baru Saka Adhyasta Pemilu direncanakan akan berlangsung secara resmi, sebagai bentuk penghormatan terhadap nilai-nilai perjuangan yang diwariskan oleh para pahlawan daerah.
 

penjelasan rencana kegiatan pada pelantikan Saka oleh Pimpinan Bawaslu Kota Pekalongan yang sekaligus Pimpinan Saka Adhyasta Pemilu
penjelasan rencana kegiatan pada pelantikan Saka oleh Pimpinan Bawaslu Kota Pekalongan yang sekaligus Pimpinan Saka Adhyasta Pemilu

Melalui konsep napak tilas ini, Bawaslu Kota Pekalongan tidak hanya melantik anggota baru, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kejujuran, keberanian, dan cinta tanah air—nilai yang juga menjadi dasar utama dalam pengawasan pemilu.

"Pelantikan ini bukan hanya simbol keanggotaan, tetapi juga momen membangun kesadaran sejarah dan semangat kepemiluan sejak dini," ungkap Miftahuddin dalam rapat.

Bawaslu Kota Pekalongan sendiri dikenal aktif mengembangkan pendekatan edukatif dan partisipatif dalam setiap programnya, termasuk dalam pembinaan Saka Adhyasta Pemilu yang menjadi mitra strategis dalam pengawasan partisipatif berbasis kader muda. Ke depan, pelantikan ini diharapkan tidak hanya menjadi awal keterlibatan aktif anggota baru dalam kegiatan Saka, tetapi juga menjadi teladan gerakan pemuda sadar demokrasi yang berakar kuat pada nilai sejarah dan budaya lokal.

Selain rangkaian napak tilas, seluruh calon anggota yang akan dilantik juga diwajibkan mengikuti pre-test sebagai bagian dari proses penyematan badge resmi anggota Saka Adhyasta Pemilu. Pre-test ini dirancang untuk mengukur pemahaman peserta terkait materi-materipengawasan kepemiluan, serta pengetahuan mereka tentang krida-krida dalam Saka Adhyasta Pemilu.

“Melalui pre-test ini, kami ingin memastikan bahwa para anggota yang akan dilantik tidak hanya hadir secara fisik, tetapi juga benar-benar memahami peran dan tanggung jawabnya sebagai kader pengawas partisipatif,” ujar Miftahuddin dalam arahannya.

Langkah ini sekaligus mempertegas komitmen Bawaslu Kota Pekalongan dalam menghadirkan proses pelantikan yang bermakna, bukan sekadar formalitas. Dengan menggabungkan pendekatan sejarah, nilai kebangsaan, dan pengetahuan teknis kepemiluan, pelantikan Saka Adhyasta Pemilu ini diharapkan menjadi titik awal terbentuknya generasi muda yang berintegritas, kritis, dan siap menjadi mitra strategis pengawasan Pemilu di masa depan.

Bawaslu Kota Pekalongan melalui Saka Adhyasta Pemilu terus menanamkan nilai-nilai demokrasi kepada generasi muda dengan pendekatan yang partisipatif, kontekstual, dan inspiratif—sejalan dengan karakter khas Bawaslu Kota Pekalongan sebagai lembaga pengawasan yang dekat dengan masyarakat dan adaptif terhadap dinamika zaman.

Humas - Bawaslu Kota Pekalongan