Lompat ke isi utama

Berita

Totok Hariyono Tekankan Bawaslu Sebagai Pekerja Demokrasi

Totok Hariyono memberikan arahan kepada Bawaslu Kota Pekalongan agar siap menjadi pekerja demokrasi dengan lebih banyak terjun ke masyarakat

Totok Hariyono memberikan arahan kepada Bawaslu Kota Pekalongan agar siap menjadi pekerja demokrasi dengan lebih banyak terjun ke masyarakat

Pekalongan – Jumat, 8 Agustus 2025.Suasana sore yang hangat terasa begitu akrab di samping taman yang rimbun nan hijau Kantor Bawaslu Kota Pekalongan. Anggota Bawaslu Republik Indonesia, Totok Hariyono, S.H., duduk santai sambil menyeruput secangkir kopi arabika yang hitam pekat . Dengan gaya bicara lugas, penuh tekanan namun tetap hangat, ia menyampaikan pesan penting bagi jajaran pengawas pemilu Kota Pekalongan.

Totok menekankan bahwa Bawaslu tidak boleh melihat dirinya sebatas pekerja pemilu, melainkan pekerja demokrasi. Menurutnya, pemilu hanyalah satu fragmen dari bangunan besar demokrasi yang harus dijaga bersama-sama.

“Mindset kita itu sebagai pekerja demokrasi, bukan hanya pekerja pemilu. Sepanjang ada atau tidak ada tahapan, kita tetap bekerja untuk demokrasi. Pemilu hanya sebagian kecil dari demokrasi. Tugas pemilu adalah menyempurnakan demokrasi, sehingga lahir pemimpin yang negarawan, mulai dari bupati, DPR, hingga presiden,” tegasnya.

suasana hangat dan cair di tengah arahan yang disampaikan oleh Totok Hariyono yang menginspirasi dan memberikan banyak support semangat kepada Bawaslu Kota Pekalongan
suasana hangat di tengah arahan yang disampaikan oleh Totok Hariyono yang menginspirasi dan memberikan banyak support semangat kepada Bawaslu Kota Pekalongan

Ia juga mengingatkan bahwa peran Bawaslu tidak berhenti ketika tahapan pemilu selesai. Saat pemilu berlangsung, fokus utama memang pada pengawasan. Namun di luar tahapan, ada pekerjaan yang tak kalah penting: pencegahan, penyadaran, serta penguatan nilai-nilai demokrasi di tengah masyarakat, kerja edukasi harus tetap berjalan.

“Kerja-kerja kita di luar tahapan itu justru sangat penting. Bisa berupa diskusi demokrasi, penyadaran masyarakat, penguatan nilai-nilai demokrasi, hingga konsolidasi yang nyata. Semua itu bagian dari menjaga demokrasi agar tetap hidup dan berintegritas,” tambahnya.

Tak hanya itu, Totok juga menyinggung soal ancaman oligarki. Ia menegaskan pentingnya mitigasi dominasi politik, konsistensi menjaga integritas, serta menyiapkan Pemilu 2029 sejak dini agar berlangsung lebih baik, adil, dan bermartabat. “Bawaslu harus mampu menghadirkan kepercayaan publik, bukan hanya hadir sebagai pengawas formal,” ujarnya.

Duduk disebelahnya adalah Ketua Bawaslu Provinsi Jawa Tengah, Muhammad Amin, S.Pd.I., M.Ag., serta Anggota Bawaslu Provinsi Jawa Tengah, Wahyudi Sutrisno, S.H, M.H.Arahan tersebut disampaikan Totok dengan gaya interaktif. Bukan hanya berbicara satu arah, ia membuka ruang diskusi dengan Ketua Bawaslu Kota Pekalongan, Miftahuddin, S.Pd., bersama Anggota Bawaslu Kota Pekalongan, Syaratun, S.Pd., dan Nasron, S.E.Sy., serta jajaran sekretariat yang hadir. Suasana santai perlahan berubah menjadi forum motivasi yang memberi energi baru.

Kata-kata tegas Totok Hariyono menancap kuat di benak para pengawas pemilu Kota Pekalongan. Pesan itu menjadi pengingat bahwa menjaga demokrasi adalah tugas berkelanjutan, dan Bawaslu adalah garda terdepan yang memastikan demokrasi tetap tegak lurus dan bermartabat.

Humas - Bawaslu Kota Pekalongan